Beroperasi! PLTGU Tambak Lorok Blok 3 Hadirkan Solusi Listrik Andal untuk Jawa-Bali
SuaraTimurDaily.co.id – Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tambak Lorok Blok 3 dengan kapasitas 779 Megawatt (MW) telah resmi dioperasikan di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang pada Jumat (30/8).
Proyek ini dikerjakan melalui Kerja Sama Operasi (KSO) antara PT Hutama Karya (Persero) dengan kontraktor internasional General Electric (GE) dan Marubeni Corporation (MC), yang menandai babak baru dalam sektor ketenagalistrikan di Indonesia.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, meresmikan Commercial Operation Date (COD) proyek ini, disaksikan oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu; Kepala Dinas ESDM Jawa Tengah, Boedyo Dharmawan, mewakili Pj. Gubernur Jawa Tengah; serta Direktur Operasi II Hutama Karya, Gunadi.
Dalam sambutannya, Darmawan Prasodjo menyampaikan apresiasi atas penyelesaian salah satu PLTGU terbesar di Indonesia ini. “Jika dibandingkan dengan PLTGU Tambak Lorok Blok 1 dan Blok 2, ramping rate di PLTGU Tambak Lorok Blok 3 ini 10 kali lebih cepat. Dengan adanya pembangkit listrik respons cepat seperti ini, keandalan sistem di Jawa Tengah akan meningkat drastis, dan peluang untuk meningkatkan variabel energi terbarukan juga meningkat drastis,” ujarnya.
Baca Juga: Transformasi Energi: PLN dan Pemerintah Perluas Golongan Tarif Listrik untuk Kebutuhan Masa Depan
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menyampaikan bahwa Hutama Karya telah menyelesaikan proyek strategis nasional dengan nilai investasi Rp 4,8 triliun ini sesuai dengan scope pekerjaan yang ditetapkan sejak Juni 2024.
Setelah diresmikan, PLTGU ini siap memasuki fase operasi komersial. “Dengan kapasitas sebesar 779 MW, keberadaan PLTGU ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pemenuhan pasokan listrik di wilayah Jawa hingga Bali,” tambah Adjib.
Lebih lanjut, Adjib menjelaskan bahwa proyek ini dimulai sejak tahun 2017 oleh KSO GE-MC-HK, dengan Hutama Karya mengerjakan pekerjaan sipil seperti perbaikan tanah, pembangunan struktur, dan bangunan, serta instalasi peralatan. Pembangunan ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk kondisi cuaca di area proyek yang berada di dekat Pelabuhan Tanjung Emas sehingga rentan terhadap banjir rob, serta tantangan pembangunan di masa pandemi Covid-19.
“Menghadapi tantangan ini, KSO GE-MC-HK mengoptimalkan manajemen proyek yang solid dan membangun kolaborasi erat dengan pemasok lokal dan nasional, sehingga proyek ini dapat diselesaikan dengan baik. Kolaborasi ini juga menjadi katalis untuk pertukaran pengetahuan bagi perusahaan lokal dalam pembangunan PLTGU,” jelas Adjib.
PLTGU Tambak Lorok Blok 3 menjadi pembangkit listrik pertama di Asia Pasifik yang mengadopsi teknologi turbin gas HA (High-efficiency Air-cooled), yang memungkinkan efisiensi energi optimal melalui kombinasi pembangkit tenaga gas dan uap, serta telah memenuhi standar manajemen kualitas lingkungan internasional.
PLTGU Tambak Lorok ini merupakan proyek milik PT PLN Indonesia Power, anak perusahaan PT PLN (Persero), yang ditugaskan oleh Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik di wilayah Jawa dan Bali. “Selain meningkatkan pasokan listrik nasional, PLTGU ini diharapkan juga dapat mendukung pertumbuhan industri, menciptakan kemandirian energi nasional, serta menghasilkan masa depan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” tutup Adjib.
Selain PLTGU Tambak Lorok Blok 3, Hutama Karya juga memiliki portofolio proyek pembangkit listrik lainnya sejak 2010, seperti PLTM Parmonangan-2 berkapasitas 2 x 5 MW di Sumatera Utara, PLTM Gunung Wugul berkapasitas 2 x 1,5 MW di Jawa Barat, dan PLTM Harjosari berkapasitas 3 x 3,3 MW di Jawa Tengah. Hutama Karya juga mengerjakan beberapa mega proyek lainnya, termasuk PLTU Suralaya berkapasitas 2 x 1000 MW di Cilegon, Banten; PLTGU Muara Tawar dengan kapasitas tambahan 650 MW di Bekasi, Jawa Barat; dan PLTU Grati di Pasuruan, Jawa Timur.***